Sabtu, 11 Juni 2011

komunitas kebidanan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam program pembangunan kesehatan, sesuai dengan keadaan masalah dan kecenderungan yang dihadapi serta memperhatikan arah,tujuan dan sasaran serta kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan pula ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan.maka program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dala pokok-pokok program, yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sector lain yang terkait dengan dukungan masyarakat.
Calon ibu harus mempersiapkan diri seoptimal mungkin sejak sebelum kehamilan terjadi. Konsultasikan ke dokter kandungan guna dilakukan berbagai pemeriksaan , agar dokter dapat mendeteksi hal-hal yang kurang menguntungkan bagi kehamilan seperti infeksi toksoplasma dan kekurangan gizi.Selain itu kesiapan psikis calon ibu dan ayah pun harus diperhatikan.
Ada beberapa penyakit yang kalau sampai menyerang ibu hamil akan berdampak buruk. Diantaranya rubella,varicella,hepatitis. Oleh karena ituusahakan agar tubh terhindar daripenyakit-penyakit infeksi. Yang terkhir ini dapat dilakukan dengan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan guna mengetahui perkembangan janin ataupun keadaan ibu hamil tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Cara Pemeliharan Ksehatan Calon Ibu?
b. Bgaimana Langkah-langkah dalam Pemliharaan Kesehatan Ibu Hamil?
C. Tujuan
a. Mengetahui Cara Pemeliharan Ksehatan Calon Ibu.
b. Mengetahui Langkah-langkah dalam Pemliharaan Kesehatan Ibu Hamil.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeliharaan Kesehatan Bagi Calon Ibu
Pemeriksaan kesehatan calon ibu dalam rangka mempersiapkan kehamilan, dimulai dengan mengunjungi dokter kebidanan dan kandungan. Di rumah sakit atau klinik fertilitas, sebaiknya calon ibu berkonsultasi dengan tim dokter terutama jika memiliki riwayat kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi kehamilan yang berisiko. Seperti, Toksoplasmosis, Rubella (Campak Jerman), Gondongan (mumps), dan lain sebagainya untuk mengatasi penyakit atau gangguan kesehatan lebih dulu, baru kemudian melakukan upaya untuk hamil.
1. Perkawinan yang Sehat
Perkawinan yang sehat secara jsmani ialah perkawinan dalam usia reproduksi sehat artinya siap secara fisik bila memperoleh keturunan. Sedangkan secara rohani ialah perkawinan yang dilandasi keikhlasan dari semua pihak , dengan niat beribadah.
Usia terbaik melangsungkan perkawinan untuk pria adalah 25 tahun atau lebih sedangkan untuk wanita 20 tahun atau lebih , pria dan wanita tersebut dianggap sudah dewasa , sehat jasmani, matang rohani dan social.
Perkawinan yang sehat bukan hanya barang mewah, ini sesuatu yang harus diharapkan. Peneliti perkawinan telah menentukan bahwa perkawinan sehat, bahagia, memiliki manfaat memenuhi semua anggota keluarga. Di bawah ini adalah penelitian statistik dari oleh US Department of Health and Human Services dan Pernikahan Sehat Initiative. ketika mereka memiliki persentase lebih tinggi pasangan dalam pernikahan yang sehat, dibandingkan dengan pernikahan yang tidak sehat, termasuk statistik berikut:
a. Tingginya suku dari warga negara yang sehat secara fisik , sehat secara emosional dan terdidik
b. Menurunkan tingkat kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan
c. Menurunkan tingkat kehamilan usia remaja
d. Rendah tingkat kenakalan remaja
e. Tingginya bunga kepemilikan rumah
f. Menurunkan tingkat migrasi
g. Tinggi nilai properti
h. Penurunan kebutuhan jasa sosial
Kunci pernikahan yang sehat dan langgeng
a. Komunikasi
b. Kejujuran
c. Saling Menghargai
d. Saling Percaya
e. Pasangan Adalah Teman
f. Humor
g. Kompromi
h. Saling Memaafkan
i. Cinta
j. Doa
Ada 10 tanda perkawinan sehat yaitu :
a. Saling Percaya
b. Bersikap Spontan dan Terbuka
c. Tertawa dan Senang-Senang Bersama
d. Menikmati Kebersamaan
e. Saling Memaafkan
f. Menerima Kekurangan
g. Bebas Menjadi Diri Sendiri
h. Saling Mendengarkan, Memahami, dan Menerima
i. Berpikir Positif
j. Kehidupan Seksual yang Sehat
2. Keluarga yang Sehat
Keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat.
Berikut ini karakteristik keluarga sehat, seperti diungkap Livestrong antara lain:
a. Waktu
Anggota keluarga yang mempunyai hubungan sehat menghabiskan waktu satu sama lain. Memang, waktu keluarga adalah sebuah bangunan dasar untuk memperkuat ikatan keluarga.
b. Komunikasi
Hubungan keluarga sehat menunjukkan ciri-ciri komunikasi yang baik. Selama waktu makan, akan ada percakapan, bukan keheningan. Aktivitas saling berbagi ide juga dituangkan dengan komunikasi yang baik.
c. Percaya
Anggota keluarga dalam sebuah keluarga sehat, saling tumbuh rasa percaya. Kenyataannya, orangtua overprotective terhadap anak dan merasa perlu selalu dekat dengan mereka, setidaknya selama jam sekolah. Orangtua dalam keluarga sehat memberikan kepercayaan anak-anak dalam hal membuat keputusan yang tepat, berdasarkan nilai-nilai keluarga.
d. Memenuhi kebutuhan
Masing-masing anggota keluarga punya keinginan dan kebutuhan. Pada keluarga sehat, mereka akan menyediakan dukungan dan saling membantu sedangkan keluarga yang tidak sehat, anggota keluarga yang mengalami kesusahan justru "disoraki", layaknya menang dalam persaingan antarsaudara
Islam telah menetapkan kewajiban kepada orangtua untuk membangun keluarga yang sehat dan kuat, di antaranya:
a. Kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan anak.
b. Menerapkan aturan-aturan Islam terkait dengan makanan, minuman dan tidur.
c. Mencegah diri dari berbagai penyakit.
d. Pengobatan terhadap penyakit.
e. Membiasakan anak untuk berolahraga.
f. Membiasakan anak untuk zuhud dan tidak tenggelam dalam kenikmatan
3. Sistem Reproduksi dan Masalahnya
Sebagian masyarakat menganggap hal reproduksi adalah hal yang tabu , pada pelayanan kesehatan ibu, bidan harus menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada system reproduksi selama tidak hamil kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, serta gangguanreproduksi yang terjadi pada masa tersebut .
Untuk mengethui system reproduksi perlu dijelaskan pada calon ibu tentang bagian-bagian organ reproduksi tersebut.
Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Vagina 3. Mons veneris
2. Vulva 4. Payudara
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Vagina 6. Oviduct
2. Ovarium 7. Rahim / Uterus.
3. Fimbriae 8. Cervix
4. Infundibulum 9. Saluran vagina
5. Tuba fallopi 10. Klitoris
Organ utamanya ialah :
a. Indung telur (ovarium) c. Uterus
b. Oviduk (tuba fallopi) d. Vagina
Penyakit pada sistem reproduksi
a. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
Infeksi HIV (human immunodeficiency virus, virus penyebab AIDS) merupakan masalah utama dalam kehamilan. Sekitar 25% wanita hamil y ang menderita infeksi ini menularkannya kepada janinnya. Sedini mungkin diberikan AZT (zidovudin) yang bisa menurunkan angka penularan kepada janin. Jika terinfeksi, maka bayi segera menjadi sakit berat dan biasanya meninggal akibat komplikasi AIDS sebelum usianya mencapai 2 tahun.
b. Kanker Payudara
Merupakan kanker pada jarinagn payudara umumnya diderita pada kaum wanita, pengobatan yang lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi.
c. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan , penyakit disebabkan oleh bakteri gardnertella vaginalis , dapat pula disebabklan oleh protozoa, misalnya trichomonas atau oleh jamur kandida albikans.
d. Impotensi
Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahan kan ereksi penis. Impotensi dapat disebabkan oleh berbagio factor antara lain gangguan produksi hormone testosterone , kelinan psikis , penyakit diabetes mellitus ,kecanduan alkoholdan gangguan system saraf.
e. Gonorea
Gonorea adalah penyakit infeksi akut yang menyerang selaput lender pada uretra serviks, rectum, sendi, tulang, faring, dan mata. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri neisseria gonnorhoeae. Gonorea yang ditularkan oleh ibu ke anaknya saat ke;ahiran dapat menyebabkan kebutaan. Gejalanya yaitu sangat sakit saaat buamng air kecil dan keluarnya nanh berwarna kuning kehijauan dari uretra.
f. Hipertropik Prostat
Hipertropik Prostat adalah pembesaran prostat yang terjada pria berusia 50 tahun , penyakit ini juga berhubungan dengan penuaan dan proses perubanan hormone . gejalanya adalah rasa ingin kencing terus-menerus dan dapat diobati dengan operasi.

g. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmamuan menghasilkan keturunan atau mandul , infertilitas bias disebabkan dari wanita atau pria.
h. Kanker Serviks
Banyak dialami oleh wanita berusia 40-45 tahun diduga erat dengan infeksi virus herpes simplieks tipe 2 dan virus HPV , pengobatannya dengan operasi, sinar radioaktif dan obat.
i. Endometriosis
Endometriosis adalah terdapatnya bjarinagn endometrium di luar rahim . misalnya dapat ditemukan di dalam ovarium , peritonuim, usus besar, dan kandung kemih akibat pengaliran balik darah menstruasi melalui tuba fallopi. Gejalanya yaitu nyeri pada saat menstruasi , dapat diobat dengan pemberian hormone progersteron.
4. Penyakit yang Berpengaruh Terhadap Kehamilan
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit yang memberatkan kehamilan/persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan/persalinan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Sampai saat ini, masih banyak penyakit yang menyertai kehamilan. Banyak penyakit yang baru muncul ketika seorang wanita mengalami kehamilan. Misalnya saja hipertensi, hiperemesis gravidarum, dan sebagainya. Selain itu, penyakit yang memang sudah diderita oleh wanita hamil sejak sebelum hamil, bisa saja memperparah kondisi ibu yang dapat berdampak buruk pada kehamilannya.
Kehamilan yang mana ibunya menderita penyakit pastilah tidak sama penanganan atau kadang terdapat perbedaan asuhan yang akan diberikan. Dalam pemberian obat kita harus bisa menghilangkan atau meminimalkan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang diberikan. Karena seperti yang kita ketahui kebanyakan obet dapat memberikan efek teratogenik yang dapat menyebabkan kematian janin. Olehnya itu kita harus bisa mengetahui apa obat yang cock untuk ibu yang tidak membahayakan anaknya. Sehingga dengan penanganan yang tepat penyakit yang menyertai kehamilan dapat meminimalkan efek pada keadaan ibu dan janin.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain :
a. Penyakit jantung
Ibu hamil dan ibu bersalin dengan riwayat penyakit jantung, memiliki resiko yang tinggi dalam kehamilan dan persalinannya. Pada ibu hamil suplay oksigen yang dibutuhkan lebih besar dari pada orang yang tidak hamil. Karena pada ibu hamil ada janin yang memerlukan oksigen, otomatis jantung akan bekerja lebih untuk memenuhi kebutuhan itu. Begitupun pada saat persalinan, ibu memerlukan tenaga dalam menghadapi persalinannya.
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dan berlangsungnya kehamilan, yang harus di penuhi dalam darah ibu. Banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu, dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan dalam system kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologik
Gejalanya jantung ibu sering berdebar , nudah sesak nafas bila melakukan kegitan ringan sehari-hari.
Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya di lakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiog, banyak ditentukan oleh kemampuan fungsionil jantungnya.
b. Penyakit ginjal
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomic ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium.perubahan anatomi terdapat peningkatan pembuluh darah dan ruangan interstisial pada ginjal.
Segera sesudah konsepsi, terjadi peningkatan aliran plasma (Renal Plasma flow) dan tingkat filtrasi gomerolus (Gomerolus Filtration Rate). Sejak kehamilan trimester II GFR akan meningkat 30-50 %, diatas nilai normal wanita tidak hamil. Akibatnya akan terjadi penurunan kadar kreatinin serum dan urin nitrogen darah, normal kreatinin serum adalah 0,5-0,7 mg/100 ml dan urea nitrogen darah 8-12 mg/100 mll.
Adpun jenis-jenis gangguan ginjal pada kehamilan yaitu sebagai berikut :
a) Pielonefritis kronika
b) Glomerulonefritis akuta
c) Glomerulonefritis kronika
d) Sindroma nefrotik
e) Gagal ginjal mendadak dalam kehamilan
f) Batu ginjal dan saluran kemih (urolitiasis)
g) Ginjal polikistik
h) Tuberkulosis ginjal
Jika ditemukan adanya gangguan ginjal pada kehamialan maka dianjurkan Kunjungan ANC lebih sering. Beberapa penulis menganjurkan kontrol tiap 2 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu dan seminggu sekali sesudahnya. Kontrol tekanan darah pada kunjungan. Lakukan test urin terhadap adanya protein serta lakukan skrining akan adanya infeksi saluran kencing. Erythropoietin dapat diberikan jika penderita mengalami anemia namun harus hati2 karena bisa memperburuk hipertensi.
c. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan preeklampsia bahkan bisa sampai eklampsia.
Wanita hamil yang menderita hipertensi sedang (tekanan darah tinggi sedang, yaitu 150/90 - 180/110 mm Hg), seringkali harus terus mengkonsumsi obat anti-hipertensi. Obat anti-hpertensi yang biasanya diberikan kepada wanita hamil adalah metildopa dan hidralazin.
Pada wanita penderita hipertensi berat lebih sering terjadi abrupsio plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke janin sehingga janin bisa meninggal. Jika kondisinya semakin memburuk, disarankan untuk mengakhiri kehamilan guna menyelamatkan ibu
Setiap bulan dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan pemantauan pertumbuhan janin dengan USG. Persalinan biasanya dimulai (diinduksi) pada kehamilan 38 minggu. Untuk membantu mengontrol tekanan darahnya, penderita dianjurkan untuk membatasi asupan garam dan mengurangi aktivitas fisik.
d. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Ibu hamil dengan diabetes mellitus beresiko anak lahir besar (makrosomia).
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Oleh karena itu penatalaksanaan diabetes pada kehamilan sebaiknya dilakukan dengan optimal sehingga dapat menurunkan risiko kematian pada ibu dan bayi. Perencanaan makanan (diet), aktivitas jasmani (Olahraga), Terapi Insulin
e. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) di bawah normal.

Sebagian besar wanita hamil mengalami anemia yang tidak membahayakan. Tetapi anemia akibat kelainan bawaan pada hemoglobin bisa mempersulit kehamilan.
Kelainan tersebut meningkatkan resiko penyakit dan kematian pada bayi baru lahir dan meningkatkan penyakit pada ibu.NSemakin berat keadaan penyakit ini sebelum hamil, maka semakin tinggi resiko terjadinya komplikasi dan kematian selama hamil. Untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi, diberikan transfusi darah guna mempertahankan kadar hemoglobin.
5. Sikap dan Prilaku pada Masa Kehamilan Dan Persalinan
Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya bumil dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik, menggeliat karena bayi akan terlilit tali pusat dan lain-lain.
Saat kehamilan menuntut ibu untuk mengurangi semua kegiatan yang emlelahkan. Ibu hamil harus mempertimbangkan gaya hidup yang mempengaruhi kesehatannya sendiri maupun kesehatan bayinya, seperti kebiasaan tidur malam, kegiatan sosial yang menyibukan, kegiatan menghadiri pesta dalam ruangan yang penuh asap rokok, kebiasaan minum-minuman keras dan lain-lain. Kebiasaan/gaya hidup yang harus dikurangi/dihilangkan, antara lain :
a. Obat-obatan dan Rokok
Pemakaian obat sebelum kehamilan atas petunjuk dokter/bidan dapat diteruskan apabila dokter/bidan mengetahui jenis obat yang diminum. Kepada ibu hamil harus memakai obat atas resep atau petunjuk dokterSebagian besar obat akan melintasi sawar plasenta yang dapat membahayakan janin (stadium perkembangan dini)
Perokok , Ibu hamil yang merokok lebih dari 10 batang/hari memiliki insidensi abortus, kematian perinatal dan retardasi pertumbuhan intra uterine yang lebih tinggi. Dimana nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mengakibatkan efek vasokontriksi kuat dan meningkatkan tekanan darah, frekuensi jantung, peningkatan epinefrin dan CO2 (meningkatkan resiko kasus terjadinya abortus spontan, plasenta abnormal, pre eklampsia, eklampsia, BBLR)
b. Kafein, Menyebabkan peningkatan frekuensi dan ritme jantung, sulit tidur, iritabilitas, gugup dan ansietas (kecemasan). Pada janin dapat menyebabkan takikardi (denyut jantung janin melebihi batas normal/terlalu cepat)
c. Minum alkohol : menekan sistem syaraf pusat, abortus spontan, kekurangan nutrisi dan terjadinya fetal alkohol syndrome
d. Menggunakan obat bius hipotensi, efek hampir sama dengan alcohol
e. Pantangan makan sesuatu (adat kebiasaan)
f. Pakaian : nyaman, menyerap keringat, longgar, sepatu berhak rendah dan nyaman
g. Kehamilan diluar nikah, Kehamilan diluar nikah dapat menyebabkan terjadinya perubahan prilaku (tindakan aborsi) sehingga harus segera dinikahkan
B. Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil
Kehamilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh suami istri untuk melanjutkan keturunannya. Ibu hamil harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan teratur. Ibu hamil minimal memeriksakan kehamilannya 4x pada pelayanan kesehatan. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui keadaan janin. Yang harus diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
1. Faktor yang mempengaruhi kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu: faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
a) Faktor fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan
b) Faktor Psikologis
Macam faktor psikologis pada ibu hamil antara lain: Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Dukungan keluarga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu
c) Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi.
2. Anamnesa
a. Anamnesa ( datasubjektif ).
a) Identitas, Hal-hal yang penting ditanyakan tentang identitas pasien ini adalah sebagai berikut :
- Nama yang lengkap.
- Umur dalam tahun :untuk menentukan resiko kehamilan ,bila usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,resiko kehamilan tinggi.
- Pendidikan : Makin rendah pendidikan ibu, resiko gangguan kesehatan ibu dan bayi makin tinggi.
- Pekerjaan: pekerjaan ibu yang berat baik fisik maupun mental akan membahayakan kehamilan.
b. RiwayatKehamilanSekarang
Kepada ibu ditanyakan keluhan utamanya sehingga ia dating menemui bidan. Keluhan utama ialah, pertanyaan pasien pertama tentang kehamilan dan gangguan kesehatan yang menyebabkan ia dating minta bantuan.
Untuk selanjutnya pertanyaan diajukan berkaitan dengank ehamilan.Tanyakan tanggal ( hari pertama haid, bulan dan tahun) dan haid yang diperoleh/terakhir.
Hal ini perlu utnuk menentukan usia kehamilan saat ini dan taksiran partus .siklus haid ditanyakan juga untuk perkiraanpartus.
a) Masalah-masalah penting yang perlu dipertanyakan ialah :
- Nafsumakan, bila nafsu makan kurang menyebabkan gizi ibu akan memburuk.
- Muntah, adalah gejala dari kehamilan muda, hipermesis, hipertensi.
- Pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu, gerakan janin yang aktif setelah kehamilan 20 minggu, gerakan merupakan pertanda janin yang sehat. Bila gerakan janin jarang, menunjukan kemungkinan gangguan sirkulasi antara janin dan ibu ( kurang dari 4 gerakan dalam 20 menit )
- Nyeriperut, bila ada nyeri perut dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kemungkinan nyeri disebabkan oleh kehamilan ektopik, kistalovarium, apendissitis dan lain-lain.
- Udema, bila udema hanya diatas tibia adalah gejala biasa, tetap ibila udema disertai dengan hipertensi dan proteinuria maka gejala ini merupakan indikasi pre eklampsia.
b) Penyakit –penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang. Penyakit- penyakit yang dapat mempengaruh ikehamilan atau bertambah beratnya penyakit adalah sebagai berikut:
- Paru-paru : Batuk darah( TBC ) ,sesak nafas, asma,
- Penyakit jantung.
- Penyakit hati : Hipatitis , cirrhosisdsb.
- Malaria, Perlu dilakukan pemeriksaan darah tepi.
- Penyakitginjal, Kemungkinan batu saluran kemih, sistitis, pielonefritis.
- Diabetes : Perlu dilakukan pemeriksaan gula darah dan urine.
- Psikosis :Gangguan jiwa.
- Epilepsi (ayan ).
c) Riwayat kesehatan keluarga, disini ditanyakan terutama tentang penyakit yang diderita keluarga.Dari hasil pertanyaan ini dapat diidentifikasi kemungkinan ada penyakit keturunan yang berpengaruh terhadap kehamilan.
d) Kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh buruk terhadap kehamilan. Kebiasaan buruk tersebut ialah :
- Merokok
- Minum-minuman keras ( alcohol )
- Minum obat-obat penenang,analgetik
- Narkotik ,morfin,ganja.
c. Riwayat Kehamilan danPersalananTerdahulu
a) Kehamilan terdahulu, Riwayat kehamilan terdahulu merupakan informasi yang penting , karena yang terdahulu dapat terulang lagi ,misalnya : perdarahan ,hipertensi,partus preterm dan sebagainya. Beberapa kali ibu hamil dan melahirkan, perlu ditanyakan Ibu yang perlu melahirkan 4 kali atau lebih mempunyai resiko. Demikian pula mengenai abortus. Abortus spontan yang berulang 3 kali atau lebih merupakan suatu resiko. Bagi kehamilan berikutnya abortus adalah perdarahan lewat vagina yang terjadi sebelum usia kehamilan 28 minggu.
b) Berat bayi : Berat bayi normal ialah antara 2500-4000 gram. Bila ibu pernah melahirkan bayi lebih dari normal, tanyakan apakah persalinan ( macet, trauma ).Berat bayi yang lebih dari normal perludiselidikiadanya diabetes ( dilakukan pemeriksaan gula darah dan reduksi).
c) Penolong persalinan. Apakah persalinan yang lalu ditolong oleh dukung tidak terlatih, D ukun tidak terlatih biasanya menggunakan alat yang tidak steril dandapat terjad iresiko infeksi tetanus. Untuk pertolongan persalinan berikutnya agar dianjurkan ke bidan atau ke dukun terlatih.
d) Cara persalinan Disini perlu ditanyakan apakah persalinan yang lalu normal, spontan,letak kepala dan aterm atau lahir dengan letak sungsang atau lainnya. Apakah pernah waktu bersalin menggunakan alat forsep atau vakum? Bila ibu bersalin pernah ditolong dengan forsep ,menunjukkan indikasi kemungkinan terjadinya persalinan macet akan terulang. Kemudian ditanyakan apakah ibu pernah melahirkan melalui tindakan operasi ( seksio ) .Kelahiran dengan operasi seksio kemungkinan terjadinya rupture uteri ( kira- kira 1 % ), sehingga ibu dianjurkan untuk dilakukan persalinan berikutnya dirumah sakit.
e) keadaanbayi : Tentang bayi yang dilahirkan sebelumnya perlu ditanyakan .Apakah dalam keadaan sehat ? apakah tidak ada kelainan fisik dan mentalnya ? Bila bayi sakit atau cacar ,tuliskan jenis penyakit,cacat atau kelainannya .Bayi yang dilahirkan mati , dicatat sabab kematiannya, seperti tetanus, gangguan pernapasan, trauma lahir dan sebagainya.
f) Komplikasi Beberapa komplikasi perlu ditanyakan sebagai berikut :
- Pendarahan prapersalinan ialah pendarahan lewat vagina yang terjadi sesudah kehamilan 20 minggu.
- Pendarahan pascapersalinan ialah pendarahan setelah persalinan lebih dari 500 ml.
- Hipertensi ialah tensi lebih dari 140/90. Hipertensi yang ditemukan pada trimester I menunjukkan kemungkinan adanya penyakit hipertensi kronik. Hipertensi yang timbul setelah trimester I kemungkinan disebabkan oleh kehamilan itu sendiri.
- Infeksi. Perlu dituliskan apakah tejadi demam pada masa persalinan atau nifas .Penyuluhan perludiberikan agar tidak terulang embali.
- Partus lama/ macet ialah persalinan yang lebih dari 18 jam mulai dari kala I atau kala II lebih dari 2 jam. Partus lama ada hubungannya dengan resikok ematian bayi.
- Partus preterm (premature) ialah partus pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu; kematian bayi amat tinggi sehingga kita perlu mencegahnya.
Semua informasi diatas diperlukan sebagai bahan dalam mengambil tindakan bila kemungkinan terjadi komplikasi terjadi pada persalinan berikutnya.
3. Pemeriksaan Fisik (data objektif).
a. Keadaan umum
a.) Tingkat kepucatan, Pasien pucat ditunjukkan melalui observasi konjungtiva, telapak tangan dan lidah. Keputihan menunjukkan adanya anemia
b.) Kesadaran, Apakah komposmentis (kesadaran baik) atau kesadaran terganggu (apatis, somnolen, sopor, koma).
c.) Tinggi badan, Diukur dalam cm, tanpa sepatu, tinggi yang kurang dari 145 cm, ada kemungkinan dapat mempengaruhi proses persalinan CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
d.) Berat badan, Ukur berat badan diukur dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat yang kurang dari 45 kg pada trimester III atau dibawah kurve pada KMS (Kartu Menuju Sehat) ibu hamil menyatakan ibu kurus, besar kemungkinan ibu akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Bila Berat badan ibu berada diatas kurve pada KMS ibu hamil perlu dicurigai adanya kemungkinan ibu melahirkan bayi besar yang dapat menimbulkan kemacetan dalam persalinan.
e.) Bentuk tubuh, Perhatikan cara pasien berdiri dan berjalan. Bila tampak kelainan tulang belakang dan panggul maupun tungkai, harus dicurigai kemungkinan adanya kelainan tulang panggul yang dapat menyulitkan persalinan.
f.) Tensi, tekanan dara normal,110/80 – 140/90 mm Hg bila lebih dari 140/90, hati -hati adanya pre eklampsia.
g.) Nadi, denyut nadi normal,160 – 100/menit.bila obnormal mungkin ada kelainan jantung dan paru-paru
h.) Pernafasan, pernafasan normal 20-24/menit.bila abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung.
i.) Demam, bila terasa demam dengan perabaan,harap suhu diukur dengan termometer(normal 36-37 derajat celcius)bila suhu lebih tinggi dari 37 derajat celcius mungkin terjadi infeksi.10) Kulit.bila kulit kuning harus kita dicurigai adanya penyakit hati

b. Pemeriksaan umum
a.) Muka: Inspeksi apakah ada udema pada palpoebra. Hal ini mungkin menunjukan gejala udema umum.periksa konjungtiva untuk mengetahui adanya enemia.
b.) Mulut/gigi: periksa apakah ada karies,gangrene pulpa,tonsilitas atau faringitis. Keadaan tersebut menunjukkan adanya sumber infeksi.
c.) Paru-paru Lakukan inspeksi bentuk dada. Apakah simetris atau normal? Bila bentuk dada abnormal kemungkinan adanya kelainan paru-paru. Bila pasien batuk-batuk,pasien menyatakan batuk lebih dari 2 minggu,dicurigai adanya kelainan paru-paru.
d.) Jantung: Bila tampak sesak,kemungkinan adanya kelainan jantung yang dapat menimbulkan resiko baik bagi ibu maupun bayinya.
e.) Payudara:Inspeksi payudara apakah ada kemerahan (infeksi),benjolan, puting susu abnormal (tertarik kedalam). Payudara dipalpasi apakah ada benjolan (tumor mamae).
f.) Hati: Lakukan palpasi untuk pemeriksaan hati. Bila hati membesar, mungkin ada kelainan hati dan merupakan resiko baik bagi ibu maupun bayinya.
g.) limpa:Pemeriksaan limpa dilakukan melalui palpasi bila ditemukan pembesaran limpa disertai demam dan anemia bararti ada gejala malaria.
h.) Abdomen:Pada kehamilan, terjadi pembasaran perut yang normal karena pembesaran uterus. Bila pembesaran perut itu berlebihan kemungkinan terjadi asites, tumor, ileus dan lain–lain.
i.) Tangan dan tungkai: Inspeksi dan palpasi pada tibia dan jari dilakukan untuk mengidentifikai apakah ada udema. Bila ditemukan udema pada tempat – tempat tersebut kemungkinan dugaan akan timbul pre eklampsia.
c. pemeriksaan khusus kebidanan.
a.) Bagian luar
- Tinggi fundus uteri:pengukuran tinggi fundus mulai dari batas atas simfesis. Tinggi fundus dapat menentukan umur kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin; bila sebaliknya mungkun terdapat gemeli, hidramnion atau mola.
- Bentuk uterus: Kelainan bentuk uterus terjadi karna tumor (mioma), kelainan uterus , janin letak lintang, gemeli dan sebagainya.
- pemeriksaanleopold: pemeriksaan dilakukan untuk menentukan letak janin.
- Perabaan gerak janin: setelah 20 minggu kehamilan,gerakan janin aktif merupakan pertanda janin sehat.
- Pemeriksaan Auskultasi:pemeriksaan dilakukan dangan menggunakan stetoskop lurus. Denyut jantung normal 110 – 150/menit
b.) Bagian dalam :
- dilakukan ispekulo untuk mengetahui adanya:
- Keputihan (vaginitis), servisitis,tumor/Ca Cervic.
- Bercak putih seperti kapala susu(kental) dan gatal menunjukan adanya infeksi jamur kandida(kandidiasis).
- Cairan encer dan bercak merah,dapat dicurigai adanya tricomononiasis.
- Cairan kentalseperti ingus, kunuing dan berbau amis dapat dicurigai adanya ifeksi.
c.) Pelvimetri : dilakukan oleh bidan/dokter pada usia kehamilan 34 - 36 minggu pada
- Primigravida
- Multigravida dengan janin besar pada usia kehamilan 40 minggu










BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pemeriksaan kesehatan calon ibu dalam rangka mempersiapkan kehamilan, dimulai dengan mengunjungi dokter kebidanan dan kandungan. Di rumah sakit atau klinik fertilitas, sebaiknya calon ibu berkonsultasi dengan tim dokter terutama jika memiliki riwayat kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi kehamilan yang berisiko. Seperti, Toksoplasmosis, Rubella (Campak Jerman), Gondongan (mumps), dan lain sebagainya untuk mengatasi penyakit atau gangguan kesehatan lebih dulu, baru kemudian melakukan upaya untuk hamil.
b. Perkawinan yang sehat secara jsmani ialah perkawinan dalam usia reproduksi sehat artinya siap secara fisik bila memperoleh keturunan. Sedangkan secara rohani ialah perkawinan yang dilandasi keikhlasan dari semua pihak , dengan niat beribadah.
c. Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya bumil dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik, menggeliat karena bayi akan terlilit tali pusat dan lain-lai
d. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu: faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
- Faktor fisik
- Faktor Psikologis
- Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
e. Dalam pemantauan pemeliharaan ibu hamil dilakukan anamneses,pemeriksaan fisik baik itu secar umum maupun pemeriksaan khusus serta pemerikasaan LAB atau obstetric.


B. SARAN
a. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai petunjuk dalam kehamilan yaitu sebagi berikut:
- Periksalah kehamilan oleh tenaga kesehatan ( Bidan, Dokter ).
- Ketahuilah kapan ibu melahirkan
- Imunisasi TT1 dan TT2 : tuk mencegah penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir mintalah imunisasi TT dua kali ( TT 1 dan TT2 ), Biasanya di Posyandu , Puskesmas, atauBidan/Dokter Praktek.
- Periksa kdar haemoglobin : Kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah harus 12 gr%
- Persiapkan Calon Donor Darah : Untuk jaga jaga sebaiknya siapkan orang orang terdekat yang golongan darahnya sama dengan ibu sebanyak 3 orang, untuk dijadikan calon donor darah bagi ibu, bila terjadi hal hal diluar dugaan, misalnya perdarahan, operasi Caesar dll. Jadi ibu perlu diperiksa golongan darahnya.
- Ikuti petunjuk/nasihat Bidan/Dokter dengan sebaik baiknya.
- Makanan : Makan dengan ransum untuk 2 orang, bagi ibu dan bayi yang dikandung, tentunya makanan yang bergizi.
- Doa : Jangan lupa sering sering berdo’a mohon petunjuk dan pertolongan dari Tuhan YME.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar